Wednesday, April 6, 2016

ORANG ORANG YANG AKHIRNYA HAMIL ( 2 TAHUN MENIKAH )


akhirnya ada 1 testpack yang menunjukkan dua garis setelah puluhan tespack yang hanya satu garis. Terlalu sering telat, terlalu sering testpack
akhirnya ada 1 testpack yang menunjukkan dua garis setelah puluhan tespack yang hanya satu garis. Terlalu sering telat, terlalu sering testpack
Perutku mulai terlihat membuncit, dengan sekali melihat, mereka dengan mudah menebak kalau saya sedang hamil. Ucapan selamat pun dihaturkan, lalu saya membalas dengan senyuman dan mengucapkan terima kasih. Bagi yang awalnya tidak tahu, kini menjadi tahu. “Sudah berapa bulan?”, tanya mereka. “Sudah lima bulan”, jawabku.
Memang kabar kehamilanku tidak kusebarkan. Hanya keluarga dekat saja yang tau. Bersama suami saya menikmati setiap keluhan di masa awal kehamilan. Lemas, berat badan turun drastis, kepala pusing, hingga beberapa kali flek yang membuat saya harus bedrest, dan banyak keluhan lain, berusaha saya nikmati. Tidak saya keluhkan. Setelah hampir 2 tahun menikah, akhirnya ada embrio yang berhasil berkembang di rahimku dan itu adalah karunia luar biasa yang harus saya nikmati.
Dua tahun bukan waktu yang singkat, terutama bagi saya yang terlahir di keluarga yang bisa dikatakan “subur”. Dalam keluargaku, siapa saja yang telah menikah, tak sampai 6 bulan mereka telah mengabarkan kehamilan. Bahkan berkembang kalimat “dilemparkan kancutpun akan hamil”. Namun hingga setahun pernikahan kami, tak ada tanda-tanda kehamilan. Beberapa keluarga, teman dan kerabat yang menikah setelah kami, bergantian mengabarkan kehamilan bahkan kelahiran. Keluarga pun mulai bertanya bahkan tidak sedikit yang mengintimidasi termasuk Ibu saya yang sudah sangat menginginkan cucu sepeninggalan Etta. Banyak kata-kata yang makin lama terdengar makin menyakitkan, pertanyaan-pertanyaan yang membuat tertekan dan pernyataan-pernyataan yang membuat hati menangis.
Setahun menikah, saya mulai melakukan kontrol ke dokter karena siklus haid yang tidak teratur yang sebenarnya terjadi mulai dari saat saya masih remaja. Tetapi hingga 3 kali promil, saya tidak juga hamil tetapi berat badan saya terus meningkat. Tanpa obat kesuburan, haid saya kembali tidak teratur. Telat namun negatif. Hingga akhirnya saya didiagnosa PCOs yaitu suatu keadaan dimana sel telur saya kecil-kecil dan sulit matang tanpa bantuan obat diakibatkan hormon saya yang tidak seimbang.
Saat itu, saya memutuskan untuk berhenti ke dokter. Karena meski mengkonsumsi obat untuk memperbesar sel telur dan mematangkannya, saya tidak juga berhasil hamil.
Hari-hari saya lalui dengan berbagai terapi agar hamil. Makan dan minum apa saja yang disarankan untuk hamil. Tapi selalu saja haid telat namun negatif. Dan saat darah haid itu keluar, saya tak bisa menahan diri lagi untuk tidak menangis. Semalaman saya habiskan untuk menangis layaknya anak kecil, menumpahkan segala kesedihan hingga kadang membuat suami saya khawatir. Bagiku itu adalah malam-malam yang sangat kelam.
Sejak remaja haidku tidak teratur dan ternyata saya suspect PCOs atau kondisi dimana sel telur banyak, kecil dan sulit matang
Sejak remaja haidku tidak teratur dan ternyata saya suspect PCOs atau kondisi dimana sel telur banyak, kecil dan sulit matang
Bulan Juli 2013 akhirnya kami memutuskan untuk ke dokter lagi. Entah apa yang menggerakkan hatiku kala itu, padahal sebelum-sebelumnya saya menolak ke dokter karena efek obat kesuburan membuatku makin gemuk dan membuat moodku jadi tidak enak. Kali ini kami memutuskan memeriksakan diri ke dokter khusus konsultan infertil. Hasil USG menunjukkan diagnosanya sama dengan dokter sebelumnya, saya PCOs. Ada penyesalan dalam hati, kenapa tidak saya obati sejak saya masih remaja? Mengapa disaat saya telah menikah dan sulit hamil baru tau penyakit ini?
Terapi kesuburan pun dimulai lagi. Obat yang super pahit dengan jadwal yang teratur dan efek samping obat yang membuat mood saya kacau dan berat badan bertambah harus saya jalani demi untuk dapat hamil. Setiap hari ke-12 harus usg lagi untuk memastikan sel telurnya membesar. Namun meski dosisnya ganda, hanya ada satu yang membesar itupun agak lambat. Terapi bulan pertama tidak berhasil. Bulan kedua, juga belum berhasil. Bulan ketiga juga tidak ada tanda-tanda kehamilan. Saya pasrah dan lagi-lagi hanya bisa menangis.
Hingga akhirnya suami memberanikan diri untuk analisa sperma. Saya menemaninya ke lab saat itu. Saat melihat mukanya murung sepulang mengambil hasilnya, firasatku mengatakan ada yanh tidak beres. Betul, hasilnya tidak sesuai keinginan, kesimpulannya dia teratozoospermia yaitu keadaan dimana bentuk sel spermanya tidak normal dan tidak dapat membuahi. Tidak tanggung-tanggung ada 98% sperma yang abnormal itu berarti hanya ada 2% saja yang normal.
Setelah melihat hasil itu, kami berpelukan sangat erat. Saling menguatkan satu dan lainnya. Meski dia tidak mengeluarkan airmata, tapi saya tahu hati terdalamnya sangat sedih. Rupanya kami berdua memiliki masalah kesuburan hingga saya belum juga hamil. Inseminasi atau bayi tabung menjadi rencana kami selanjutnya.
Namun sebelum rencana itu kami laksanakan, Tuhan mengirimkan mukjizatnya. Dikala haid saya telah terlambat hampir 30 hari karena kembali tidak teratur lagi dan dokter telah memberikan obat peluruh haid. Tanpa merasakan tanda-tanda hamil saya memutuskan melakukan tespack karena meski obat peluruh haidnya sudah hampir habis, darah haid saya tidak juga keluar.
Tanggal 9 november 2013 adalah tanggal yang tidak pernah saya lupa. Subuh itu saya mengambil tespack di meja yang saya beli semalam, tespack dengan harga paling murah. Tanpa berharap apa-apa saya celupkan tespack itu dan meletakkannya begitu saja. Ternyata hanya satu garis. Saya pasrah, mungkin memang belum saatnya saya hamil. Saya pun mengambil air wudhu untuk shalat subuh. Sebelum meninggalkan kamar mandi, saya melihat tespack itu sekali lagi dan betapa kagetnya saya ketika melihat ada 1 garis lagi yang muncul meski samar. Dengan rasa tidak percaya saya memberitahu suami. “Dua garis, dua garis” hanya itu yang mampu saya katakan dan segera shalat subuh sekaligus sujud syukur. Saya menangis terharu sekaligus bahagia dalam shalat subuh hari itu. Rupanya ia tidak mengerti apa yang saya katakan hingga akhirnya dia melihat sendiri hasil TP itu di kamar mandi. Setelah shalat kami berpelukan dengan rasa penuh bahagia.
Besoknya saya membeli TP lagi dengan merk yang berbeda dan harganya lebih mahal. Hasilnya sama 2 garis. Karena masih tidak percaya saya kembali membeli tespack 2 hari kemudian dan sekali lagi hasilnya 2 garis. Malam itu juga kami memutuskan ke dokter untuk USG dan benar ada kantong kehamilan di rahimku.
Hingga hari ini, embrio itu terus berkembang menjadi janin yang telah kurasakan bergerak-gerak dalam perutku. Ini adalah mukjizat. Meski kami sama-sama tidak subur, tetapi Tuhan tetap menganugerahkan. Kami akan menjaganya dengan sepenuh hati kami.
Setelah kehamilan itu saya baru menyadari, mungkin memang Tuhan sengaja menundanya karena berbagai alasan. Tuhan memang paling tahu apa yang terbaik untuk hambanya.
Hasil analisa sperma teratozoospermia yaitu kondisi dimana bentuk sperma tidak normal
Hasil analisa sperma teratozoospermia yaitu kondisi dimana bentuk sperma tidak normal
Tiga kali TP dengan merk yang berbeda karena masih tidak percaya
Tiga kali TP dengan merk yang berbeda karena masih tidak percaya
Hasil USG pertama setelah TP, terlihat kantung kehamilan. Baru betul-betul yakin, kalau saya akhirnya hamil
Hasil USG pertama setelah TP, terlihat kantung kehamilan. Baru betul-betul yakin, kalau saya akhirnya hamil

No comments:

Post a Comment