Saturday, February 6, 2016

Bayi Tabung Gladiool

Pengalaman Bayi Tabung di Klinik Bayi Tabung Gladiool IVF Magelang…

Pengalaman Bayi Tabung di Klinik Bayi Tabung Gladiool IVF Magelang…
Melihat kondisi financial yang belum cukup untuk program bayi tabung di Klinik Morula, serta hal metodenya yang aku rasa masih belum siap, kami lanjutkan pencarian klinik fertility yang biayanya memungkinkan dan metodenya lebih alami, sehingga efek samping pun diharapkan minimal. Akhirnya kami temukan klinik bayi tabung yang alami dan harganya terjangkau sekitar kurang lebih 18 jutaan, yaitu Klinik Gladiool IVF/ GIVF. Lokasinya jauh, di RS Gladiool Magelang JaTeng. Ternyata ada klinik yang menjalankan program IVF dengan metode natural dan relative terjangkau, tentunya kami pun sudah siap dengan konsekuensi bahwa, chance keberhasilannya pun lebih kecil dibandingkan dengan IVF konvensional (injeksi hormone).
So, metode IVF itu ada berbagai macam, antara lain metode natural, metode mini stimulasi, metode konvensional (dengan stimulasi hormone) dan metode modifikasi (injeksi hormone & obat oral). Untuk metode natural/alami, metode ini menggunakan siklus normal biasa, tanpa adanya stimulasi obat hormone apapun, sehingga pada saat masa subur, sel telur dapat diambil. Kelemahannya adalah sel telur yang alami ini pada siklus normal yang dihasilkan hanyalah 1 telur. Itu pun jika tidak rusak pada saat proses pengambilannya. Jika sel telur rusak pada saat pengambilan, berarti proses penyatuan dengan sel sperma tidak dapat dilakukan. Kelebihan dari program ini adalah kita sebagai wanita tidak terpapar obat2an hormonal yang memiliki banyak efek samping. Dimana obat2an stimulasi telur ini ada yang dilaporkan menimbulkan efek pusing, sensitif, depresi, dan yang paling berat adalah OHSS (Ovarian HyperStimulation Syndrom) dimana gejala ini adalah terjadinya kebocoran protein darah (albumin) ke rongga perut atau paru2 yang bisa menyebabkan sesak atau gangguaan ginjal/hati.
Dengan berbagai pertimbangan itulah, aku n hubby putuskan untuk mencoba program bayi tabung yang metodenya memiliki chance keberhasilan IVF lebih tinggi dari metode natural, tapi tetap alami dan biaya ngga mahal, aku pun prefer program IVF dengan stimulasi minimal.
Dimulai dengan menghubungi Klinik tersebut, bagaimana prosedur tindakan dan persiapan2 nya..
30 November 2014 …(Hari ke-1 Minum Diphten)/ Hari Ke-3 Mens
Sesuai dengan prosedur yang diberikan, ternyata metode mini stimulasi ini persis dengan persiapan inseminasi, yaitu minum obat penyubur untuk memperbanyak jumlah sel telur yang dihasilkan, nama obatnya Diphten, isinya chlomiphene sitrat minumnya 1×2 tab malam sebelum tidur, diminum hari ke-3 mens selama 5 hari. Setelah itu hari ke 9, kami rencanakan berangkat ke Magelang. Sebelumnya kita kontak poliklinik Obsgin RS Gladiool, untuk bertemu dengan dr.D.
Duh perjuangan banget buat sampai Magelang, aku n hubby pilih lewat jalur darat, kami bawa mobil pribadi agar mudah kesana kemarinya saat disana.
Sabtu, 6 Desember 2014…
Berangkat dari rumah di Tangerang jam setengah 4 pagi, kami perkirakan jam 5 sore sudah sampai, ternyata molor karena jalanan pantura macet akibat adanya pengecoran jalan di area Pamanukan, Cirebon, dll padahal bukan masa mudik lebaran loh..huhuhu…ampyuun bgt deh, kasihan banget lihat my hubby yang nyetir sepanjang perjalanan sendiri, thanks a lot honey buat perjuangannya…
At last kami sampai sekitar jam 7 malam, langsung ke RS Gladiool Magelang, ke poliklinik kandungan untuk konsul dr. D. & dilakukan pemeriksaan USG Trans Vaginal. Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya sel telur untuk terjadinya ovulasi dan juga memonitor ukuran folikel telur sesuai periodenya. Deg2an rasanya karena takutnya aku tidak berespon terhadap obat penyubur. Tapi alhamdulilah, dokter mengatakan ada folikel sekitar 5 buah kantong. Ada hal lain yang dikatakan dr.D, dia khawatir mengenai lapisan rahim aku yang masih tipis untuk saat itu, yang bisa menjadi faktor penyebab ketidakberhasilan program IVF ini. But then dia bilang, siapa tahu besok lebih tebal lapisannya. Maka berharaplah kami yang terbaik, semoga bisa terjadi. dr..D menjadwalkan kami kembali control hari Seninnya. Oya, aku juga dibekali strip test untuk deteksi ovulasi, nama strip testnya, “Baby Test”, karena takutnya folikel telurnya pecah sebelum dipetik/OPU (Ovum Pick Up). Sehingga aku dijadwalkan cek ovulasi Senin pagi. Kalau negative, berarti aman, tetapi kalau positif, berarti harus segera lapor dokter. Baby test ini test urin seperti test pack kehamilan gitu.. tapi kalau ini mendeteksi hormone ovulasi/ hormone subur. Lega rasanya udah berhasil ketemu untuk konsul pertama kali dengan dr.D, tadinya ga nyangka waktunya bisa keburu.
Capeknya berasa banget setelah perjalanan 16 jam, waktunya untuk istirahat, kebetulan adiknya my hubby tinggal di kota ini, lumayan ada yang menginfokan tempat penginapan. Atas sarannya, akhirnya kami menginap di Homestay Sunan Bonan Asri, lokasinya sih agak jauh dari RS Gladiool, tapi dekat dengan rumah adik hubby ku ini. Ya lumayanlah..semalamnya kalau tidak salah sekitar 200rb. Sudah include breakfast sama air galun dispenser, & ada fasilitas water heater. Lumayanlah…
8 Desember 2014…
Kembali ke RS ke poliklinik kandungan dr. D jam setengah 7 malam, untuk monitor folikel kembali, hasil dari pemeriksaan USG transvaginal lagi. Hadeuh kayaknya udah berasa ratusan kali aku USG transvaginal. Deg2an lagi, takut kalau ukuran folikel telurnya kurang dari standar, minimal 16mm, malah seharusnya lebih dari 20 mm. Sebelum ketemu dokter, kembali dilakukan test urin deteksi ovulasi, hasilnya alhamdulilah, negative, berarti telur belum pecah.
Alhamdullilah, dr. D bilang ada 6 folikel telur. Tapi ternyata ukurannya yang paling besar hanya 16mm..hiks…sedihh.. Tapi kita tetap optimis..
Langkah selanjutnya..dr. D menjadwalkan untuk dilakukan penyuntikan pematangan telur besok, jam 6 pagi, dimana harus 30-36 jam sebelum dilakukannya pengambilan telur. Dr. D juga bilang Kalau aku dijadwalkan OPU kemungkinan hari Rabu, dan hari tersebut dia ga bisa. Sehingga nanti aku akan ditangani oleh dr. A, salah satu timnya juga. Yah… nasib deh, ga ditangani oleh dr.D..
Langkah Tahapan proses bayi Tabung
Protokol IVF- Bayi tabung
9 Desember 2014,
Datang jam 6 pagi ke UGD RS Gladiool, disini kita hanya ditangani oleh perawat, langsung dicek lagi tes urin ovulasi, hasilnya negative, jadi lanjut dilakukan suntik obat pematangan sel telur, lokasi penyuntikan di perut, nama obatnya adalah Ovidrel.. Cuzz disuntik..habis itu balik deh ke penginapan. Besok dijadwalkan datang ke Klinik IVF nya Gladiool di lantai 2 jam 10 pagi. Hari ini waktunya istirahat, santai2, jalan2 di Magelang menjelang OPU besok.
10 Desember 2014,
Jreng..jreng…the Day has come.. hari ini adalah saatnya petik ovum, alias pengambilan sel telur..Deg2an rasanya..membayangkan seperti apa nanti tindakannya. Apalagi aku milih tidak pakai bius/anestesi, biaya anestesi sekitar 2 jutaan, selain menghemat, juga mengurangi efek samping dari obat2 anestesi. Galau…
Berharap ada lebih dari 1 telur dari 6 folikel yang terlihat di USG. Kami datang jam 10 pagi, persiapan bahan sperma, jadilah ini perannya di my hubby… Ternyata menunggu giliran karena antri..Di situlah saat antri..aku kenalan sesama pasien yang mau OPU..Lumayan bisa sharing cerita2, dengan nasib yang sama. Ada yang infertile 6 tahun, ada yang 1 tahun tapi sudah berumur, dll.
Setelah hubby selesai, akhirnya menunggulah kami untuk OPU, ternyata masih jam 3 sore giliranku..jadi kami pulang dulu ke penginapan untuk ishoma. Jam 3 sore tiba, kami menunggu, karena dokter belum datang. Makin lama rasanya makin tegang. Duh..kayak mau ujian aja rasanya. At last, datang juga dokternya, kami pun diberikan penjelasan, dan kemudian menandatangani informed consent, sebagai persetujuan tindakan,dll. Perawat mengarahkan aku untuk ganti baju tindakan, lalu tak lama, aku pun ke ruang tindakan. Desain ruangannya mirip kamar operasi. Jadi sebelah kiri saat aku berbaring ada layar monitor, kemudian mulailah aku di posisikan litotomi, mengangkang di meja tindakan.
Pertama, dr. A melakukan USG transvaginal, menunjukkan padaku folikel2 telur yang ada, ada 5 folikel, berarti akan diaspirasi jarum 5x, hadeuh..bismillah..aku tahan aja deh..
Dimulailah dengan andalan, pasang cocor bebek/spekulum, mulailah dibersihkan, dibilas2 kassa gitu kayaknya.. Setelah itu, mulailah pengambilan telur, dengan menggunakan alat seperti jarum suntik yang cukup panjang, mungkin sekitar kurang lebih 30cm dan gagang USG.
Kemudian dimasukkan usg transvaginal, untuk mengetahui posisi folikel yang akan diambil, setelah itu, cuzz.. jarum ditusukkan melalui dinding vagina aku rasa. beuh..rasanya ngilu gitu. sakitnya kayak rasa disuntik ditambah ngilu rasanya. Lumayanlah pakai teknik relaksasi nafas dalam, rasa nyerinya masih ketahan.  Setelah sekitar 6 tusukan, akhirnya selesai juga, jarum dilepas kemudian dokter membilas bersihkan kembali area vagina. ternyata setelah selesai, aku lihat banyak kassa2 penuh bekas darah. Mungkin berdarah saat penusukan, hiii..untung ga lihat pas berdarahnya..
Selesai tindakan, kemudian duduk..Oya sambil dilakukan pengambilan telur dari folikel, kita bisa lihat di layar monitor tentang cairan yang dihisap tadi dari folikel2. jadi layar monitor itu tersambung dengan mikroskop untuk menunjukkan sel telurnya/oosit. Deg2an banget, khawatir dari 5 folikel yang ada, takutnya tidak ada sel telurnya..
Menguping pembicaraan dr. A dengan dr. Y (embriolognya) katanya ada 2 oosit..Duh, kaget, aku kira minimal 3 oositnya. Tapi itu pun belum pasti katanya 2 oosit. Mereka menyarankan aku untuk menunggu 30 menit untuk kepastiannya.
Setelah itu aku kembali ganti baju, keluar dari ruang tindakan dan menuju ruang tunggu. Disitu my hubby nunggu. Begitu ketemu hubby, dia langsung penasaran nanya gimana prosesnya. Setelah aku ceritakan, dia bilang sabar, kita tunggu aja.
Setengah jam berlalu, akhirnya, kami pun dipanggil masuk ke ruang konsultasi. Disitu sudah berkumpul para dokter, ada dr. Dck (androlog- yg nangani preparat sperma), dr. Y (embryolog-yang akan melakukan fertilisasi), dan dr. A pun langsung mengatakan bahwa sel telur yang ada adalah 1 buah saja. Langsung lemas rasanya…Karena aku berharap lebih dari 1. Hal ini kan meningkatkan chance keberhasilan embrio yang bakal ditanam. Kita kan belum tahu apakah sel telur & sperma akan berhasil melakukan pembuahan. Harapan kami cuma dari 1 telur itu saja.
Menurut dr. A, stimulasi telur dengan obat oral (seperti Diphten) memang biasanya tidak banyak, hanya 1-3 sel telur, yang ada hanya folikel yang banyak terbentuk, tetapi kosong isinya. Lain halnya jika distimulasi dengan obat injeksi. Ya itulah kelemahannya dengan obat oral, tanpa obat suntikan. Dr Dck mengatakan bahwa sperma hubby cukup bagus prognosisnya. Sedangkan dr. Y mengatakan bahwa teknik menyatukan sperma dan sel telurku akan dicoba secara konvensional saja. Jadi, prosesnya sel telur diletakkan di cawan petri, kemudian dicampurkan secara biasa dengan sperma yang jumlahnya berjuta2, dan biarkan dengan sendirinya sperma yang terbaik yang dapat menembus sel telurnya. Jadi teknik penyatuan kami tidak dengan metode ICSI.
dr. A pun meresepkan obat hormon, per vaginam, namanya CYGEST untuk menebalkan lapisan endometrium untuk mendukung menempelnya embrio nantinya dipakai 1x malam hari melalui vagina. Dan Aku juga diresepkan antibiotik Zibramax 1×1 selama 2 hari.
Mereka akan mengabari kami 2 hari lagi.Apakah sel2 tersebut akan menyatu dan terjadi pembelahan. Kami serahkan semua pada Alloh SWT. Karena chance nya benar2 tergantung tangan Tuhan. Doa terus kami panjatkan. Galau, gelisah, khawatir, takut, semua rasa berkecamuk dalam hati.
Kami mendengar info dari teman sesama pasien, namaya Mba A, ia menjalani stimulasi telur dengan obat injeksi, telur yang berhasil dipanen sebanyak 7 telur, kalau tidak salah. Wah lumayan banyak kan..Jadi ciut hati ini. Tetapi mendengar info dari pasien lain, namanya mba D, dia sama seperti aku, telurnya hanya 1. Kami pun kemudian bertukar nomor hp, dan lanjut komunikasi dengan whatsapp. Aku dan Mba D, beda sehari prosesnya, dia sudah lebih dulu OPU nya. Jadi aku bisa tanya2 prosesnya melalui dia.
Tinggal menunggu hasil ujian rasanya…2 hari rasanya lamaaa sekali.. Its really killing me..
Jadilah kami ke Yogya, ke rumah orangtua hubby sambil menunggu hasil.. Sambil mempersiapkan mental terhadap apa yang akan kita terima kabar hasil ujian tersebut. Kami siapkan mental, jika kemungkinan terburuk tidak terjadi pembuahan, kami akan langsung balik ke Jakarta. Menghemat waktu cuti kami tentunya. Dan berfikir bahwa apapun hasilnya itu adalah yang terbaik dari Tuhan.
Aku whatsapp mba D, menanyakan bagaimana kabar hasil pembuahan mereka. Ternyata mereka sudah ditelp dari Gladiool jam 11 siang, kabar baik, bahwa sudah terjadi pembuahan dan terjadi pembelahan menjadi 2 sel.
11 Desember 2014,
Galau bukan main rasanya…Handphone selalu stand by kemana kami pergi. Menanti telefon dari Gladiool untuk kabar baik.. Jam 12 siang berlalu, ternyata tidak ada dering HP masuk. Sampai dengan sore jam 5 tidak ada juga. Kami bertanya2..apa sel kami tidak terjadi pembuahan?? So sad..hari ini kami tidak dikabari seperti teman kami, mba D. My hubby entertained me..padahal aku tahu kalau dia pun segalau yang aku rasakan. Dia pun bilang, bahwa Gladiool akan menghubungi besok..
12 Desember 2014,
This is the D of announcement… Berhasilkah terjadi pembuahan?? Pagi2 karena saking penasaran, my hubby telepon Klinik GIVF untuk menanyakan perkembangannya. Dan jawaban perawatnya adalah, belum tahu, karena dokter belum datang. duh rasanya galau sejadi2nya. Hari ini adalah hari Jumat, akhirnya kami pun berangkat jalan putar2 Yogya sekalian Jumatan. Setelah itu kami berkeliling di mall Malioboro. Sambil tak henti2nya memantau dering handphone. Kami pun sudah pasrah.. Mungkin tidak terjadi pembuahan..Kami pun sudah siap mental untuk kecewa. Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore, kami pun pulang kembali ke rumah ortu my hubby. Saat berhenti lampu merah, ternyata HP ku pun berdering, aku langsung lihat, ternyata nomor Gladiool yang menghubungiku. Aku tidak kuat untuk menjawab panggilan itu. HP kuserahkan pada my hubby, untuk menjawabnya. Terdengarlah kata2 dari hubby, kalau besok dipersilahkan datang untuk Embrio Transfer. my hubby akhirnya memberikan HP untuk aku lanjutkan pembicaraan dengan perawat tersebut. Alhamdulillah…kegalauan berakhir juga…Alhamdulillah terjadi pembuahan. Sudah terbentuk embrio..Alhamdulliah..then I cried, terharu…
Perawat pun memberi beberapa instruksi antara lain:
– Besok datang jam 11 siang,
– Minum air sebanyak2nya, tahan kencing 2 jam sebelumnya.
– Tidak menggunakan wangi2an, seperti lotion, parfum, dll
13 Desember 2014, Tindakan ET…
Datanglah kami di klinik GIVF pukul 11 siang, minum sudah banyak.. Perawat pun menyuruh kami untuk menunggu..Kami pun kemudian duduk mengantri. Tidak lama kemudian, dipanggillah kami masuk ke ruang konsultasi. Kami bicara dengan salah 1 staf embriologistnya.
Page 1
Page 1
page 2
page 2
Menurut embriologistnya, embrioku termasuk grade B, jadi ga terlalu bgus, tapi lumayanlah. ibarat Grade A itu excellent, kaalo grade B itu Good lah..Yah alhamdulilah…kami berharap berhasil..
Minum banyak sudah..malah jadi pipis berkali2..ternyta yang tdinya ET dijadwalkan jam 12..ternyata jadi jam 14..hadeuh…akhirnya sambil menunggu kami pergi ke rumah adik iparku alias adiknya hubby yang lokasinya lumayan dekat dgn klinik IVF Gladiool ini, karena aku diantar sama parents in law n secara mereka udh oldies..mreka butuh istirahat.. Akhirny ga lama ngobrol disitu, Handphone ku berdering, ternyata ada Gladiool telepon, aku disuruh segera datang, karena sudah giliranku.. Di situlah mulai terjadi rush, yang bikin suasana kurang tenang.
Begitu sampai di klinik, langsung disuruh masuk ruang tindakan, ganti baju. mulai dengan baring di atas meja tindakan.. Feeling ini berasa kurang tenang. perutku terasa kencang.. tanganku dingin, I felt so nervous. Mungkin karena riweuh in a rush kyk gt. Soalnya aku ini orangnya introvert, I prefer to be calm in myself, dibandingin dianter2 gitu, malah rasanya jadi beban. Padahal kan sbenarnya maksudnya baik ya.
mulailah dr. A membersihkan vulva hygiene, pasang cocor bebek, sama kayak waktu tindakan OPU, trs kmdn dia USG aku lewat perut. Sedangkan aku lihat di dinding sebelah kiriku monitor yang memperlihatkan embrioku yang sedang disiapkan oleh dr. Y (embriologist) & dr. D (androlog). wuih..subhanalloh padahal itu emrionya looks so gorgeous..kyk buah mulberry, bulat2 gt.. yang tadinya pembelahannya masih 10, (yang di print di kertas, itu pemeriksaan sore kemarin kalo ga salah), sedangkan pada saat mau ditransfer, dr.Y bilang sudah membelah jadi 16 sel dan dia bilang embrio nya bagus.
Tapi, suasana ternyata kurang mendukung, dari hasil USG minumku kurang banyak, jadi kandung kemihku kosong. alhasil rahimnya kurang terlihat jelas. Pada saat ET ini, dokter akan membuka leher rahim harus soft gentle, untuk naroh si embrio ini. Dan dr. A bilang, lapisan rahimku tipis, kurang tebal & yang lebih nyebelin lagi dia bilang, “ya mau diapain lagi, meski tipis, kan sdh waktunya embrio transfer” huaaa…rasanya sediiih bgt..hopeless..tapi aku semangatin diri sendiri aja..
Ternyata lama bgt..dr. A kesulitan untuk membuka leher rahimku.. Aku jadi berpikir, apa karena sehari sebelum ET aku terapi akupuntur yang dialirin listrik, ktanya buat memperkuat rahim, tapi alhasil perutku rasanya kencang bgt. Sampai dokter jadi kesulitan buka leher rahim aku.. Hadeuh.. nyesal deh pake akupuntur yang dialirin listrik segala. huaa.. mgkin sdh suratan nasib lah..
dr. A mulai gusar, rusuh rasanya, kemerungsung, dia ga berhasil2 buka leher rahimku, belum lagi dia terima telepon trs selama tindakan, dia dikejar2 untuk operasi cito caesar di RS lain, bayangin, rusuh bgt pas tindakan aku. suasana ga calm n tidak kondusif sama sekali. Duh kecewa, kenapa kayak gini sih jadinya..??
Akhirnya dr. A ambil tindakan dengan menjepit leher rahimku..rahimku terbuka..setelah itu datanglah dr. D membawa embrio dengan pipet dan sejenis selang kateter gitu.. dimasukkanlah itu embrio..bismillah..ga keliatanlah ya embrionya soalnya kecil bgt mikroskopik. Trs mereka pastikan lagi embrio tidak tertinggal di ujung selang.. selesai.
Kemudaian mereka lepas2 lah cocor bbek..Aku tetap posisi terlentang, n ga lama, they wore me diapers.. mereka blg ga boleh turun2 dari bed. n ga lama mreka suntikkan HCG secara sub cutan di kulit perutku. Nanti disuntik kembali per 3 hari, 2x berturut2.
Huaa..rasanya sedih ngeliat tindakan ET berjalan kurang smooth gitu..
Setelah itu, dibawalah aku ke ruang perawatan, bed rest total ga dibolehin turun. Program bedrest ini hanya semalam saja. Rasanya risih banget kalau harus BAK di diaper. Aku minta BAK dengan pispot saja. Karena toh sebenarnya aku tetap bedrest.
Sekitar habis magrib, aku cek diaper pada saat BAK, ternyata tampak darah di diaper. Wah alamat kurang okay nih kalau begini. Yang aku tahu, ET harus smooth.. sebaiknya gentle, tidak melukai lapisan dinding endometrium. Ini pasti gara2 kesulitan membuka leher rahim, harusnya ga perlu dijepit leher rahimnya. Ya apa daya mungkin opsi terakhir, terpaksa dokter jepit leher rahim.
Seketika aku langsung pesimis akan hasil ET ini.
Semua kuserahkan hasilnya pada Mu, ya Alloh..
Kemudian, mulai malam itu aku diberi terapi obat UTROGESTAN..isinya hormon progesteron, obat ini berupa soft capsul,diminum 2×1, yang dosis 200. fungsiny untuk menebalkan lapisan rahim endometrium, sehingga mendukung implantasi embrio, hidup di tempat yang bnyak nutrisi supply darah dan oksigen. Efek samping utrogestan ini bikin teller..langsung ngantuk n sampai jatuh tertidur.

No comments:

Post a Comment